Saturday, December 13, 2008

Ego itu besar di dalam diri kita.......


Egosentris tidak dipungkiri pasti menghiasi sisi lain manusia yang terkadang walau di umpetin tetep akan muncul kepermukaan. Sungguh sangat disayangkan, karena nila setitik rusak susu sebelanga. Sifat, pribadi, temperamen, perawakan yang begitu elegant kita bangun dan nyaris perfect di porak porandakan oleh hal kecil yang tidak kita sadari existensinya di dalam diri kita; dan dia lah EGO..... Sifat peng'AKU'an diri yang melebihin batas takaran yang semestinya; pengaktualisasian jati diri di mata sesama baik itu rekan sejawat, keluarga, pimpinan, bahkan bawahan. Superioritas yang lose control.



Banyak manusia yang tertatih membangun citra sempurna di mata publik around HIM, untuk mendapatkan penginderaan yang benilai positif. Mereka beranggapan bahwa, nilai AKU akan jauh lebih tinggi bila AKU berpenampilan gagah, berpakaian necis tanpa patahan bekas setrikaan (just sometimes and perhaps)di hampir semua busana yang aku kenakan, wajah cantik plus kulit putih mulus tanpa cela, postur tubuh yang langsing tanpa onggokan lemak (kalo ini mah saya banget....hehehehe), mobil mewah menemani hampir disetiap perjalanan, ponsel berbandrol lapisan-lapisan duit berwarna merah saat pembayaran di counter yang bernilai fantastis, kartu kredit yang beraneka warna menghiasi dompet, cara bicara dan pembawaan yang sebisa mungkin di kontrol oleh sejenis remote immaginer yang lokasinya jauh di dalam diri, ato doyan beramal biar bisa dibilang generous dan masih banyak lagi nilai prestige yang tentunya masing-masing orang berbeda versinya. Tapi nihil pada akhirnya kalo sifat AKU masih mengitari seputaran dirinya, apa manfaatnya kalo kita seperti itu??? Bullshit saja yang terpampang sebagai result dari orientasi tadi.

Mari mindset lagi jiwa kita, bercermin dari raga yang tanpa cover without any tendentions siapa AKU bagimu, siapa AKU bagi kalian, dan arti-arti AKU yang lainnya. Susah memang, tapi setidaknya mulai detik ini kita pantulkan kita yang sebenarnya, apakah tingkat ke'AKU'an kita masih dalam kadar yang wajar ataukah mulai rised to a higher position. Saya hanya mencoba menyelami makna EGO ini saja, tanpa berniat menyeramahin orang yang membacanya, karena saya sangat menyadari bahwa EGO adalah saya, tapi saya patut berbangga karena EGO itu masih bisa saya nikmati tanpa ada Killing character orang lain. Apakah anda juga demikian? Tidak seorangpun tahu isi pikiran anda, apalagi isi hati yang kesemuanya ada dalam "AKU".

Like Mother Theressa said "If you start judging people, you will be having no time to love them. If we cannot love the person whom we see, how can we love GOD, whom we cannot see?????????????????"

No comments: