Thursday, July 02, 2015

Kisah kamu dan aku!

Pernahkan Anda bertemu dengan seorang dan/atau beberapa "guru matre"? Idealnya, guru identik dengan istilah "pahlawan tanpa tanda jasa" karena sumbangsih mereka yang tanpa pamrih demi mencerdaskan anak didiknya. Namun terkadang, ada "beberapa" guru (baca: tidak semua guru😁) yang seolah-olah mata batinnya digerayangi oleh kabut hitam, sehingga munculah apa yang saya anggap sebagai "guru matre".

Kiblat para 'guru matre' ini biasanya berubah dari arah mengajar 'tanpa pamrih' (bila diasosiasikan dengan istilah sebelumnya, 'pahlawan tanpa tanda mata' ekh 'tanda jasa' reeek) ke arah "murid berduit" alias "murid borju". Pada umumnya murid-murid 'jenis' ini adalah anak para pejabat pemerintahan, or pemilik perusahaan atau pelaku usaha kelas menengah atas bermodalkan puluhan or ratusan juta. Biasanya para murid-murid dari kalangan ini gampang dikenali walau hanya dengan selayang pandang saja, karena kebiasaan mereka yang sering mengenakan sepatu or tas 'branded' papan atas. Tak jarang mereka bolak-balik LN or luar daerah bersama ortu mereka, menenteng HP mahal, beruang jajan diatas rata-rata rekan murid lainnya, pun biasanya memiliki kendaraan alias nyetir padahal biasanya SIM belum bisa diperuntukkan bagi anak usia mereka alias dibawah umur.

Terkadang (baca: tidak semua laki-laki......) ouupppssss Sorry, dangdut kumat!!, tidak semua murid borju ini maksud saya, berotak encer karena sudah tercemar dengan berbagai limbah industri usaha babe mereka biasanya. Lha piye, bagaimana mau jadi pintar kalo mereka konsentrasinya terpecah akibat liburan, or barang-barang mahal lainnya yang bisa jadi menjadi barang "mewah" buat murid dari golongan ekonomi menengah dan bawah. Akibat otak yang rata-rata namun ber'doku tebal (say thanks to their parents), si para 'guru matre' bersorak! 

Nilai yang seharusnya sesuai kemampuan, berubah menjadi momok menakutkan bagi murid 'GOLEKLEMAH'. Betapa tidak??!! Nilai rendah para murid 'ORKAY' disulap menjadi nilai WOW oleh sang 'guru matre'. Murid GOLEKLEMAH ini biasanya (tidak selamanya loh ya...) berkemampuan diatas rata-rata hanya bisa gigit jari. Karena apa daya, walaupun pintar namun kondisi keuangan yang terbatas tak mampu bersaing dengan murid super kaya dimata sang 'guru matre'. 

'Guru matre' tak salah akibat 'kematrean' mereka. Karena mungkin gaji tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, karena mungkin harga-harga barang kebutuhan mahal, karena mungkin biaya pengobatan mahal, karena mungkin anak mereka banyak, karena mungkin harus bayar hutang, karena mungkin harus bayar kredit,  karena mungkin tuntutan ber'sosialita yang tinggi (bayar kredit kursi, lemari, tas 'KW Super' Branded, bayar paket pemutih, de eL el). Tak usah khawatir, orang-orang diluar sana tak akan tau sepak terjang Anda. Bukan pula urusan mereka to??

Murid borju tak salah.... Tak ada yang bisa menghindari takdir, apalagi takdir terlahir menjadi orang kaya. Hihihi. Bersyukurlah kalian, karena memiliki semua itu, sesuatu yang tak dimiliki oleh 'orang lain'.

Murid pintar yang miskin tak salah.... Tak ada yang bisa mengubah nasib (makanya mereka berusaha menjadi pintar, karena mereka mau merubah nasib mereka kelak setelah sekolah). Sujud syukurlah kalian, karena tidak banyak orang yang mendapatkan anugerah seperti kalian.

Nah apa yang salah???? 

Wallahualam bisawab! 

No comments: