Terkenang kembali tahun 2003, kala itu saya mahasiswi semester 5 fakultas bahasa dan seni (sekarang Fakultas sastra dan budaya, dari FBS menjadi FSB), STKIP Gorontalo (sekarang telah beralih status menjadi Universitas Negeri Gorontalo). Saya masuk saat status masih berstatus IKIP, setahun kemudian berubah menjadi STKIP, dan akhirnya UNG. Mencoba mengadu nasib untuk mengikuti tes CPNS dengan bermodalkan ijazah SMA tentu saja. Mama setuju-setuju saja ketika saya mengutarakan maksud hati tersebut. Beliau berpendapat "kali Aja kamu bisa beruntung anakku"😁😅 yup!! Who knows?! Everything could be Happened if God wants! Sayang, papa berseberang pendapat. Beliau berfikir "Fokuslah saja dulu dengan kuliahmu, toh tinggal berapa semester lagi"
Namanya juga remaja normal yang idealis. Saya tetap Aja mengurus semua kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan. Alhasil, sayapun lulus berkas dan berhak mengikut wawancara, tahap terakhir penerimaan. Bukan kepalang bahagianya saya, bagaikan Vina Panduwinata saat menerima surat cintanya yang pertama. Wakakakakaka.
Hari H wawancarapun tibalah. Dengan mengenakan seragam khas hitam putih, saya naik "Bentor" menuju Venue. Saya sudah tak ingat lagi apa nama kantornya, yang jelas dibenak saya bangunan, dan ruangannya masih abadi, diputar oleh "KODAK" memori di kepala ini😝
Saya ingat persis, ada 3 penguji dari LAN Makassar. Seorang wanita dan dua orang pria paruh baya. Ketiga penguji akan memanggil 5 orang peserta sekaligus. Hati saya berdegup tak bisa tenang. Seolah-olah ada derap langkah jutaan serdadu berbaris Disana, didalam jantung saya, tak sabar menunggu giliran dipanggil. Nama sayapun dipanggil. Hanya ada seorang lelaki (sekarang teman saya, walau saya belum kenal dia saat itu😝), dan sisanya 4 orang termasuk saya semuanya perempuan. Sang lelaki itu diantar bapak dan ibunya, kebetulan ketemu di parkiran saat saya turun dari Bentor! Bapaknya adalah salah satu punggawa DIKNAS provinsi Gorontalo saat itu, ibunya seorang pengawas! Saat itu dia adalah mahasiswa salah satu universitas terkemuka di Bandung! Saya sempat pula mencuri mendengarkan percakapan salah satu peserta wanita yang akan masuk ujian bersama saya. Wanita itu cantik, sekseh, dari pakaian and sepatu yang dipakainya terkesan anak borju! Yah! Tak salah lagi dugaan saya. Seorang bapak berpakaian safari mendekati wanita itu sebelum kami masuk ruangan ujian. Ternyata wanita itu adalah anak dari Asisten 1 provinsi Gorontalo saat itu. Ternyata wanita tersebut masih berstatus mahasiswi seperti saya emua berstatus mahasiswa semuanya) entahlah semester berapa saya tak jelas, yang pasti dia mahasiswa teknik sipil UNSRAT. (ouups saya lupa jika kami pelamar dengan ijazah SMA, So kami s
"Ok! Gonna be tough Muziatun, gonna be tough! You just gonna gamble this time, all out, all or nothing, now or never" batin saya berbisik lirih! "Kau tak akan punya kesempatan Muziatun, ada anak pejabat dan engkau bukan siapa-siapa" aaaah, tragis menyadari hal itu! Ini mah namanya kalah sebelum bertempur!! Tak apalah!!
Saya menyadari jika saya adalah orang pertama yang selalu diberikan kesempatan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Kami duduk berhadapan dengan ke-3 penguji. Pertanyaannya bersifat paralel, yang saya rasa sangat tidak valid! Betapa tidak, jika satu pertanyaan yang sama ditanyakan kepada 5 peserta, ya jelas saja peserta terakhir mendapatkan jawaban yang paling komplit Karena biasanya selalu menyimpulkan jawaban dari 4 orang kandidat sebelumnya! Sementara saya?!! Saya adalah orang pertama, jadilah saya "The first thinker" karena harus berfikir ekstra keras untuk menjawab pertanyaan (gak bisa copy jawaban coz orang pertama)😭
Peserta pria satu-satunya adalah The third Person, sementara si gadis cantik anak Sang asisten 1 PEMPROV adalah orang terlahir!! "Gila!!! This is So unfair for me!" Batin saya lagi!!
Rasa takabur saya muncul, karena salah satu pertanyaannya berbahasa Inggris sementara saya adalah mahasiswi jurusan bahasa Inggris, boleh Lah cuap-cuap bebek!!! Hehehehe.
"What Will you do to promote Gorontalo, especially in tourism sector?"
Itu pertanyaan... Saya langsung menjawab bla bla bla sebagai orang Pertama. Sementara 4 peseta termasuk Si pria dan so cantik, terbata-bata entahlah vocabulary apa yang mereka gunakan!
Akhirnya resetnya berakhir, setelah menjawab beberapa pertanyaan Basic tentang kepemerintahan, Pancasila, UUD, dan moral. Intinya PPKN anak SD!
Saya pulang dengan setitik kepercayaan di dada, saya bisa! Saya bisa lulus!! Dengan cerewet ya saya ceritakan ke Mama dan papa tentang pengalaman saya hari itu! Tentang si peserta pria mahasiswa kampus terkenal yang mama papanya pejabat, tak lupa saya ceritakan juga sang gadis seksi anak pak asisten pemprov, dan kekesalan saya akan paralel Question yang sungguh sangat tak adil, tak valid, tak reliabel!! Papa saya bilang, "apapun hasilnya, itu adalah yang terbaik buatmu"
Hari pengumumanpun tiba! Dan saya tak lulus!! Ya allah, takabur menghancurkan saya! Itu pelajaran yang tak ternilai! Tepat dugaan saya. Si pria anak pejabat dan si seksi anak pak asisten lulus! Gila!! Bagaimana cara mereka menilai, wong nyata di depan saya mereka tak bisa bahasa Inggris!!!! Jawaban mereka hasil Copian jawaban peserta sebelumnya!!! Inilah potret keadilan dan kualitas provinsi ku?? Aku cinta provinsi ku! Aku mau mengabdi wali tanpa disuruh! Dan saya tau, ada banyak orang seperti saya yang cinta tanah kelahirannya dan mau turut serta dalam membangun tanah kelahirannya! Tapi apakah kami-kami ini harus kalah oleh keponggahan KKN?
Saya menangis semalaman jika mengingat betapa susahnya "hidup". Mengenang betapa bersemangat ya saya mengukir masa depan! Sayang ukiran saya harus "salah ukir dan tak berharga lagi" hanya karena pengalaman buruk KKN! Hanya karena sang anak asisten Pemprov yang rok mininya nyaris memperlihatkan pakaian dalamnya?!!! Apakah saya harus kalah dari mereka? Sebegitu jelekkah kemampuan bahasa Inggris saya dibandingkan anak-anak pejabat yang hanya bisa mengatakan "YES" dan "No" saja?? Ya allah!!
Ibu memang selalu menjadi "saingan malaikat" di bumi! Setidaknya itulah yang saya yakini! Mama selalu menghibur saya disaat saha terpuruk oleh ketidak adilan yang saya alami!
Kata mama "No'u (panggilan kesayangan anak perempuan di Gorontalo), ingat kata papa, apapun hasilnya ini yang terbaik dari Allah. ALLAH tidak akan memberikan sesuatu kepada hamba-Nya tanpa pertimbangan yang terbaik buat hamba tersebut. Ingat ini hanya ijazah SMA, mungkin allah mau ti No'u selesai kuliah dulu. Mungkin dengan ijazah S1, TI No'u akan dapat pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan berijazah kan SMA. Sabar! Pasti allah mempersiapkan dan menyimpan yang terbaik buat TI No'u. Mama doakan, insyallah TI No'U akan langsung mendapatkan pekerjaan selepas S1. Doa orang tua akan diijabah Allah. Mama yakin"
Saya tertegun. Mama, selalu jadi penenang disetiap kekalutan. Tak ada unsur narkotika, tapi Mama laksana pil yang menenangkan, melebihi dosis-dosis obat penenang yang ada (bagaimana rasanya ya obat penenang itu😳). Didalam hati saya bersumpah, "saya harus selesai kuliah, dan bekerja, membantu mama dan papa, harus jadi kebanggaan mama dan papa! Harus bisa membahagiakan mama dan papa! Saya tau saya tak akan mampu membalas jasa mama dan papa, tapi setidaknya saya ingin merasakan bagaimana rasanya mengurus mereka, seperti mereka mengurus saya"
Tak akan lagi saya "baraba"! Takabur pembawa bencana! Sudah terbukti! Biarlah orang yang menilai seperti apa saya. Saya tau saya memang "besar mulut", tapi nilailah juga saya secara valid! Jangan hanya mulut saya, nilai juga kemampuan saya yang sebenarnya, jangan hanya seperti paralel Test ujian CPNS! Nilainya keseluruhan paket, jangan hanya sebagian saja!
Untuk semua teman-teman. Kegagalan bukan akhir dari segalanya. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda! Orang tidak akan pernah berhenti menilai Anda, walaupun mereka tidak berhak melakukan itu. Mereka akan selalu mencari celah dan hanya mampu menilai keburukan Anda, karena mereka takut membicarakan dan menilai kebaikan Anda. Keabadian yang abadi tidak eksis di masa kini, tapi akan datang di masa akan datang! Keep on doing your best! Chasing your Dreams!
Untuk mama dan papa di alam sana! Ramadan karim! Banyak AlFatehah dan YaSeen untuk mama dan papa! Semoga tersenyum dengan semua yang kita lalui bersama!
#Magill #SouthAustralia #Sunday7June15
#WithLove #SendingAlfatehah #SendingYaseen #Hugs #Kisses
#TurnedBlue