Supaya nggak rancu dan bingung, ada baiknya kita kenali terlebih dahulu, apa sih sebenarnya formalin itu. Kok.... kehadirannya membuat heboh dunia kesehatan. Mau tahu ? yuk... lihat paparan berikut.
Di masyarakat umum, yang namanya formalin dikenal sebagai obat untuk pengawet mayat. Dimana sampai sekarang, penggunaannya pun masih digunakan untuk mengawetkan sample jaringan tubuh manusia dari hasil biopsi atau sample langsung pada saat operasi sebelum diperiksa di laboratorium.
Formalin atau Formaldehyde/HCHO merupakan larutan tidak berwarna dengan bau menyengat serta sangat mudah menyebabkan iritasi. Formalin yang beredar di pasaran menggunakan zat pelarut air dengan konsentrasi 36% - 37% dan biasanya menggunakan metanol sebesar 15% sebagai katalisator agar formalin tidak berubah menjadi zat lebih beracun yang disebut paraformaldehyde. Yang tidak diketahui oleh masyarakat, formalin yang sebenarnya merupakan senyawa organik yang banyak terdapat disekitar kita dan bahkan dapat kita temui di air hujan dan asap kendaraan bermotor. Bagi perokok, formalin merupakan sahabat mereka sejak dulu karena 1 batang rokok mengandung 15mg sampai 20mg, sedangkan yang terhirup oleh perokok aktif adalah 0,4 mg sampai 2 mg. Sebenarnya formalin mudah sekali rusak apabila berinteraksi dengan udara dan di air, formalin akan mudah berhydrasi menjadi satu zat yang disebut glikol.
Formalin sebenarnya mengandung 37 % formaldehid dalam pelarut air dan bisanya juga mengandung 10 % methanol.. Formalin tidak berwarna dan mempunyai bau yang keras dan mempunyai berat jenis 1,09 kg/l dalam suhu 20 0 C.
Sebagai pengawet mayat dan cairan fiksasi jaringan tubuh manusia. Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, formalin digunakan sebagai obat anti parasit. Karena dianggap efektif untuk membunuh berbagai macam parasit dan bakteri yang menempel pada ikan hias. Selain itu pada peternakan kadang-kadang formalin telah diencerkan dan biasa digunakan sebagai disinfektan.
Biasanya larutan formalin yang digunakan biasanya memiliki konsentrasi kepekatan 1/100 sampai 1/10000. Penelitian Badan POM menunjukkan bahwa formalin terdapat pada makanan yang sehari-hari kita konsumsi yaitu mie basah, ikan asin dan tahu. Dimana seharusnya formalin dilarang digunakan pada makanan karena dampak buruk akibat penggunaan dari zat beracun tersebut.
Formalin merupakan zat toksik dan sangat iritatif untuk kulit dan mata. Formalin bagi tubuh manusia diketahui sebagai zat beracun, karsinogen (menyebabkan kanker), mutagen (menyebabkan perubahan sel, jaringan tubuh), korosif dan iritatif. Uap dari formalin sendiri sangat berbahaya jika terhirup oleh pernafasan dan juga sangat berbahaya dan iritatif jika tertelan oleh manusia.
Untuk mata, seberapa encerpun formalin ini tetap iritatif. Jika sampai tertelan maka seseorang tersebut harus segera diminumkan air banyak-banyak dan segera diminta untuk memuntahkan isi lambungnya.
Digunakan untuk apakah formalin ? Pada umumnya formalin digunakan untuk :
1. Desinfektan
2. Bahan Pupuk urea
3. Pengawet produk kosmetik
4. Bahan perekat plywood
5. Sebanyak 0,1 % digunakan sebagai bahan baku produk rumah tangga seperti peralatan rumah tangga berbahan melamin, pelembut, shampoo mobil, pewangi dsb.
6. dan beberapa fungsi spesifik lain
Jadi sebenarnya tanpa ada isu formalin digunakan sebagai bahan pengawet, kita sudah mengkonsumsi formalin setiap hari, batas normal tubuh dapat menetralisir formalin dalam tubuh melalui konsumsi makanan adalah 1,5 sampai 14 mg setiap harinya. Formalin dalam tubuh diubah menjadi asam format dan dikeluarkan dalam bentuk CO2 dan H2O melalui urine.
Mengkonsumsi formalin secara terus menerus dan dalam skala yang cukup tinggi dapat menyebabkan mutasi genetik yang berakibat pada meningkatnya kemungkinan terkena kanker.
Dampak buruk bagi kesehatan jika terpapar formalin secara kronik dan berulang-ulang antara lain sakit kepala, radang hidung kronis (rhinitis), mual-mual, gangguan pernafasan baik berupa batuk kronis atau sesak nafas kronis.
Gangguan pada persyarafan berupa susah tidur, sensitive, mudah lupa, sulit berkonsentrasi. Pada wanita akan menyebabkan gangguan menstruasi dan infertilitas. Pada manusia penggunaan formalin jangka panjang dapat menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan. Pada penelitian binatang menyebabkan kanker kulit dan kanker paru.
Formalin juga dapat diserap oleh kulit dan seperti telah disebutkan diatas juga dapat terhirup oleh pernafasan kita. Oleh karena itu dengan kontak langsung dengan zat tersebut tanpa menelannya juga sudah dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Formalin juga dapat merusak persyarafan tubuh manusia dan dikenal sebagai zat yang bersifat racun untuk persyarafan tubuh kita (neurotoksik) .
Sampai sejauh ini informasi-informasi yang ada menyebutkan tidak ada level aman bagi formalin ini jika tertelan oleh manusia. Sekali lagi .jelas bahwa zat ini sangat berbahaya jika terpapar pada tubuh manusia baik kontak langsung, terhirup ataupun tertelan.
Masalahnya masyarakat selama ini tidak mengetahui mana produk yang mengandung formalin mana yang tidak. Mengingat dampak penggunaan kronik penggunaan formalin tersebut sangat berbahaya dan dampaknya baru dirasakan di masa datang. Sekali lagi langkah perlindungan terhadap masyarakat harus segera diambil.
Tindakan tegas juga harus diambil para pengusaha yang mengimpor produk-produk makanan yang mengandung bahan beracun tersebut. Razia yang terus-menerus harus selalu dilakukan oleh Badan Pengawasan Obat Makanan (BPOM) untuk tetap secara konsisten mecari dan menemukan makanan dan minuman yang mengandung formalin.
Untuk menguji makanan yang kita konsumsi mengandung formalin atau tidak, ada cara mudah mengetesnya, yakni dengan mencelupkan kertas indikator yang akan berubah warna ketika dicelupkan ke dalam air bilasan makanan yang mengandung formalin. Bila bagian kertas berubah menjadi ungu, maka dapat dipastikan makanan yang dites diproduksi dengan menggunakan formalin. Ada baiknya juga diperkuat dengan uji laboratorium supaya tidak menduga-duga.
Jika informasi detail di atas telah kita pahami secara seksama, sebagai bagian dari lapisan masyarakat, mulai dari saat ini, ayo kita berburu makanan dan minuman yang mengandung formalin. ! ( Dikutip dari pernyataan Ari F Syam, PB.PAPDI - Departemen IPD FKUI-RSCM/lily)
Sekelumit tentang Melamin (Beware women.....)
Melamin merupakan polymer dari monomer formalin dan fenol. Apabila kedua zat ini bersenyawa, maka sifat racun formalin akan hilang, namun apabila proses polimerisasi kedua senyawa ini kurang sempurna maka produk melamin tersebut akan meninggalkan residu formalin atau fenol. Melamin rentan terhadap panas dan sinar ultraviolet sehingga apabila terkena panas atau UV melamin dapat terdepolimerisasi yang menyebabkan munculnya partikel formalin, demikian juga gesekan pada melamin dapat memicu lepasnya partikel formalin.
No comments:
Post a Comment